Senin, 09 Mei 2016

APAKAH INDONESIA SUDAH TIDAK AMAN LAGI BAGI PEREMPUAN ?

APAKAH INDONESIA SUDAH TIDAK AMAN LAGI BAGI PEREMPUAN ?
Ya, pertanyaan ini munul dalam benak kami para perempuan akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini ada kejadian yang bisa dibilang tidak manusiawi menimpa Yuyun yang masih berumur 14 tahun, warga desa kasie kasubun, kecamatan padang ulak tanding bengkulu. Pada hari itu tanggal 2 april 2016 sekitar pukul 13.30 WIB ia pulang dari sekolahnya, jarak antara sekolah ke rumahnya sejauh 1,5 kilometer, melewati kebun sawit milik warga. Di jalan ia berpapasan dengan 14 orang lelaki yang kebanyakan dari mereka umurnya masih dibawah 20 tahun, mereka langsung menegat yuyun. Kepalanya dipukuli kayu, kaki dan tangannya diikat, lehernya dicekik, kemudian yuyun dicabuli seara bergiliran, bahkan ada pelaku yang mengulang perbuatan hingga 2-3 kali. Mereka lalu membuang yuyun kejurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi telanjang. Pada senin 4 april pukul 13.00 WIB, mayat yuyun ditemukan pertamakali oleh warga sekitar dalam kondisi telanjang, tertutup daun pakis. Posisi badan menelungkup dari tangan terikat tali dari atas hingga ke bawah paha. Saat ditemukan terdapat lebam bekas pukulan pada muka dan tanda kekerasan pada kemaluan yuyun.

Lihat ! yuyun hanya 1 dari sekian kasus serupa yang pernah terjadi di Indonesia. Kasus ini tidak hanya membuat keluarga trauma, kami para perempuan tentunya dibuat was-was, takut, bahkan sangat-sangat takut. Bagaimana tidak kejadian yang menimpa yuyun kemungkinan bisa terjadi juga kepada perempuan yang lain. Pemerkosa dan pembunuh yuyun yang masih berumur belasan tahun tambah membuat kami para pempuan semakin khawatir bahwa pelaku kejahatan sekarang bukan hanya orang dewasa tapi juga anak yang masih berumur belasan dan dari mereka ada yang masih berumur 16 tahun. Kami semakin merasa bahwa hidup kami terancam, tidak aman, apa perlu kami harus tidak keluar rumah agar kejadia serupa tidak menimpa kami para perempuan ? atau apakah memang sekarang Indonesia sudah tidak aman lagi bagi perempuan ?  

Rabu, 04 Mei 2016

bisa dibilang prinsip

kata orang mahasiswa kalau sudah aktif diorganisasi itu namanya aktivis !
organisasi dalam dunia mahasiswa ada dua tipe organisasi ektra dan organisasi intra. organisasi ektra adalah organisasi yang bergerak diluar kampus, oragnisasi intra adalah organisasi yang bergerak didalam kampus.

saya salah satu mahasiswa yang tidak berniat aktif diorgan ektra, karena ada alasan tetentu yang tidak bisa dipaparkan disini. namun saya sangat prihatin jika ada organ ekra kampus ikut campur dalam organ intra kampus. bisa dilihat jika kampus sudah mengadakan pemilu entah untuk presma, gubernur DLL, organ ekstra selalu berebutan kursi eksekutif kampus yang notabene organisasi intra. seharusnya walaupun dia berasal dari ekstra kampus dia harus melepas baju organisasi luarnya. hanya saja disini kepentingan organ ekstra kadang menjadi kepentingan organ intra juga. 

soe hok-gie berpendapat kalau organ ekstra kampus sangat rentan untuk ditunggangi oleh kepentingan politik pemerintah. nah maka dari itu seharusnya organ ekstra kampus tidak boleh ikut campur dalam eksekutif kampus. mereka yang terpilih di eksekutif kampus bukan berasal dari organ ekstra, ormas atau apapun itu. tapi mereka terpilih karena komitmen dan kecakapan mereka. 

mungkin banyak yang tidak sependapat dengan saya dalam hal ini, namun ini merupakan hasil pemikiran saya yang dilihat dari sejarah organ ekstra kampus. bukan maksud saya untuk men-judge organ ekstra namun saya berbiara apa adanya.